Saturday, September 12, 2009

Alam Semesta Terlalu Misterius untuk Intelegensi Manusia








Dalam suatu pertemuan tokoh pemikir sedunia, penulis buku 'Gen yang egois' (terjemahan) yakni Profesor Richard Dawkins dari Universitas Oxford mengatakan bahwa alam semesta benar-benar sangat misterius, mungkin bukan inteligensi manusia yang dapat memahaminya.

Menurutnya, kita hanya hidup di tengah "realita" yang diciptakan manusia. Dawkins menuturkan, realita ini adalah "Middle World", untuk membedakan ruang lingkup alam semesta yang tidak dapat dijangkau manusia.

Menurut Dawkins, demi memahami dunia kehidupan kita yang rumit ini, orang-orang menciptakan sebuah realita individunya. Biar bagaimanapun cerdasnya, manusia tidak mungkin dapat sepenuhnya memahami alam semesta ini.
Dawkins membahas beberapa pengetahuan filsafatnya terhadap alam semesta. Menurutnya, kehidupan yang tidak sama hidup di tengah realita yang berbeda. Sedang middle world hanya sebatas dalam satu lingkup spektrum gelombang elektromagnet yang kecil sempit yang bisa kita ketahui.

Dawkins mengatakan, Middle World hanya setitik realita yang sempit, sebuah realita yang kita anggap normal, sedang bagi kita, ruang lingkup alam semesta yang maha kecil dan luas itu sangat tidak habis dipahami.

Menurut Dawkins, otak besar kita membuat kita dapat hidup dalam ruang tempat kehidupan kita. Ia mengambil contoh : kita anggap batu itu adalah benda padat. Namun, kenyataannya batu ini terbentuk dari ruang antar atom, dan sebagian besar tak berisi alias hampa. Namun, dalam ruang kita, atom tidak mungkin dapat dilihat.

Oleh karena itu, otak kita lantas beranggapan bahwa batu adalah benda padat. Menurutnya ini hanyalah cara pemahaman yang digunakan otak bagi kehidupan kita di Middle World.

Dawkins memprediksikan, dengan pertimbangan bahwa alam semesta itu begitu maha luas, namun, kita hidup di dalam ruang lingkup yang demikan sempit, jadi, kita bukan merupakan bentuk kehidupan satu-satunya di alam semesta.

Pandangan ukuran ruang yang dibicarakan Dawkins tidak sama dengan pandangan ukuran yang biasa kita bahas. Menurut logika ini, bentuk kehidupan lain mungkin tidak hanya eksis di galaksi lainnya yang jaraknya membutuhkan bertahun-tahun cahaya dari kita, sebab tidak peduli berapa jauh, seluruhnya tetap berada dalam satu ukuran ruang yang sama dengan kita.

Dan secara ukuran yang lebih besar atau kecil juga sama kemungkinan terdapat kehidupan, mungkin suatu hari nanti akan ditemukan, bahwa di elektron yang kecil terdapat sebuah dunia yang sama makmurnya dengan bumi kita.

Terbetik kabar bahwa pertemuan pemikir sedunia kali ini telah menghimpun sejumlah besar pemikir dalam bidang teknologi, hiburan dan desain. (Secret China)

Wednesday, September 9, 2009

Taqwa, Tangga Pencapaian Akhir Puasa


Percikan Nasehat Syekh al-Akbar di bulan Ramadhan


Ramadhan merupakan bulan suci yang menyucikan, meluruhkan berbagai kekotoran jasad dan jiwa. Sejuta keutamaannya membuat orang merasa rugi jika menyia-nyiakan keberadaannya.


Ramadhan dengan berbagai kelebihannya menjadi berharga karena 'perintah'. Berpuasa menjadi tidak bernilai jika di satu sisi kita 'mengejar' keutamaan Ramadhan, namun di sisi lain kita meninggalkan aturan yang telah ditetapkan-Nya.

Seringkali terjadi jika seseorang berpergian jauh (musafir) atau sakit, ia merasa kurang enak (sreg) jika berbuka. Atau merasa kurang afdhal (utama) jika berbuka. Atau merasa berat jika ia mesti membayarnya di lain waktu. Ia merasa rugi jika 'kehilangan' puasa ramadhan-nya, tapi ia tidak merasakan kasih sayang Allah telah lenyap dari jiwanya. Ia lebih mengutamakan karunia ramadhan daripada yang menciptakan ramadhan (Allah SwT).


Ramadhan mesti diisi dengan ketundukan dan ketaatan, dan tidak mesti dengan puasa. Apalah arti puasa yang tidak menyambut sifat Rahim Allah kepadanya dengan meninggalkan rukhshah (keringanan) yang Allah berikan kepadanya.

Allah SwT berfirman:

'Allah menghendaki kemudahan untukmu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu'. (Q.S. Al-Baqarah: 185)

Rasulullah Saw bersabda:

خِيَارُ أُمَّتِيْ الَّذِيْنَ إِذَا سَافَرُوْا أَفْطَرُوْا وَقَصَرُوْا
"Sebaik-baik umatku adalah apabila pergi jauh (musafir) dia berbuka puasa dan shalat Qashar". (HR. Thabrani)

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يُّؤْخَذَ بِرُخْصِهِ كَمَا يُحِبُّ أَنْ يُّؤْخَذَ بِعَزَائِمِهِ إِنَّ اللهَ بَعَثَنِيْ بِالْحَنِيْفِيَّةِ السَّمْحَةِ دِيْنِ إِبْرَاهِيْمَ
"Sesungguhnya Allah mencintai jika kemurahan-kemurahan-Nya diambil sebagaimana Dia mencintai jika fardhu-fardhu-Nya dikerjakan. Sesungguhnya Allah mengutusku untuk menyampaikan agama yang lurus lagi mudah, yakni agama Ibrahim As". (HR. Ibnu 'Asakir)

أَدُّوا الْعَزَائِمَ وَاقْبَلُ الرُّخْصَةَ وَدَعَوُا النَّاسَ فَقَدْ كُفِيْتُمُوْهُمْ
"Kerjakanlah yang fardhu, terimalah keringanan (kemurahan-Nya), biarkanlah orang-orang, maka sungguh kamu dipelihara dari gangguan mereka". (HR. Al-Khathib)


Tujuan puasa adalah meraih nilai-nilai ketaqwaan, bukan semata-mata mencari-cari keutamaan Ramadhan dengan meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim. Bukanlah dengan adanya ramadhan kita membabi buta menggapai gelimang cahayanya, tapi kita tinggalkan esensi kehambaan kita kepada Allah.


Apabila kewajiban suami istri mesti ditinggalkan dengan alasan mengejar keutamaan Ramadhan, berarti ia belum mengerti nilai ketakwaan sesungguhnya. Misalnya, seorang istri yang menolak ajakan suaminya di bulan Ramadhan karena alasan ingin mengkhatamkan Al-Quran adalah adalah sikap yang amat keliru.

Universitas Ramadhan adalah pelatihan individu dan sosial menuju martabat ketakwaan, yakni membentuk SDM yang bersikap Sami'na wa Atho'na, turut perintah dengan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarangnya. Jika Ramadhan ini tidak membentuk sikap ketaqwaan, maka gagallah usaha dan jerih payah perjuangan ramadhan yang dilakukannya.


Konsep ketaqwaan sebagai halte terakhir ramadhan bukanlah hanya dilakukan dalam 1 bulan, namun perjalanannya berkelanjutan. Konsep ketaqwaan adalah konsep harian bukanlah bulan ramadhan saja. Firman Allah SwT: 'Ayyaamam ma'duudaat', pada hari-hari yang ditentukan (bukan bulan-bulan yang ditentukan).


Buah ramadhan adalah kesabaran. Namun kesabaran itu tidak bernilai jika tidak didasari nilai ketaqwaan. Banyak umat lain selain Islam menyodorkan doktrin kesabaran, namun kesabarannya tiada arti di sisi Allah karena tidak didasari sikap 'turut perintah' terhadap konsep keselamatan.


Rasa lapar juga merupakan bagian penderitaan para Nabi dan Shalihin terdahulu yang manfaatnya teramat besar bagi madrasah pembenahan jiwa. Namun keadaan lapar itu juga tidak bearti di sisi Allah jika tidak berpijak pada sikap 'turut perintah'. Sikap ini menjadi acuan semua ibadah kepada Allah.

Karena sikap turut perintah-lah yang menyebabkan kita menghadap ke kiblat setiap hari. Sikap inilah yang menyebabkan kita mau mencium hajar aswad, mengelilingi bangunan batu (Ka'bah), berlari-lari (Sa'i), melaparkan diri (berpuasa), dan sebagainya.


Saat seseorang kembali ke fitrah (titik nol), dikhawatirkan ia akan kembali lagi ke koordninat minus jiwa karena ia belum mengenal nilai-nilai ketaqwaan, yakni turut perintah. Jika kita mampu berbuat di bulan Ramadhan, mengapa di bulan lainnya tidak?

"Betapa banyak orang yang berpuasa yang tidak maraih apa-apa melainkan rasa lapar dan dahaga", Nabi Saw mengingatkan. Karena ia tidak mampu mempersembahkan nilai ketaqwaan sesudah fitrahnya

Gempa, Skala Richter Dan Skala Mercalli


Kemarin hari Rabu (2-09-2009) kita dikejutkan dengan terjadi gempa yang melanda Jawa Barat dan sekitarnya (Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi), gempa ini berkekuatan 7,3 SR (Skala Richter) atau VII pada skala MMI (Modified Mercalli Intensity) yang berpusat di kedalaman 30 km barat daya Tasikmalaya. Adapun korban yang yang timbul baik materi maupun manusia adalah : korban luka 422 orang, korban tewas 35 orang dan kerusakan bangunan 3.586 (sumber: koran Tempo 2-09-2009).

Gempa ini cukup menimbulkan kepanikan di Jakarta, karena terjadi pada jam 14.55 wib, dimana karyawan masih banyak yang bekerja sehingga karyawan yang bekerja di gedung-gedung perkantoran berhamburan semuanya menuju tangga darurat. Dan dilaporkan 1 orang meninggal karena serangan jantung akibat kelelahan menuruni tangga darurat. Gempa kemarin juga menimbulkan kemacetan yang luar biasa dijalan-jalan protokol Jakarta, karena banyak karyawan yang dipulangkan lebih cepat.

Jika kita mendengar kata gempa selalu dikaitkan dengan skala Richter atau skala Mercalli, sebenarnya apa sih skala Richter dan Mercalli itu?, setelah browsing di internet saya mendapatkan dari Wikipedia pengertian dari skala Richter dan Mercalli ini, yaitu:
Skala Richter
Dari Wikipedia bahasa Indonesia
Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter. Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter.
Untuk memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini, tanpa melakukan perhitungan matematis yang rumit, dibuatlah tabel sederhana seperti gambar di samping ini. Parameter yang harus diketahui adalah amplitudo maksimum yang terekam oleh seismometer (dalam milimeter) dan beda waktu tempuh antara gelombang-P dan gelombang-S (dalam detik) atau jarak antara seismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer). Dalam gambar di atas dicontohkan sebuah seismogram mempunyai amplitudo maksimum sebesar 23 milimeter dan selisih antara gelombang P dan gelombang S adalah 24 detik maka dengan menarik garis dari titik 24 dt di sebelah kiri ke titik 23 mm di sebelah kanan maka garis tersebut akan memotong skala 5,0. Jadi skala gempa tersebut sebesar 5,0 skala Richter.
Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang terjadi di daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya skala ini banyak diadopsi untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya.
Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak representatif lagi.
Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya memakai teknik Richter seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman dalam pemberitaan di media tentang magnitudo gempa ini karena metode yang dipakai kadang tidak disebutkan dalam pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara instansi yang satu dengan instansi yang lainnya mengeluarkan besar magnitudo yang tidak sama.
Skala Mercalli
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli terbaagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebutdan juga dengan melihat dan membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain. Oleh karena itu, saat ini penggunaan skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi
Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

Skala Modifikasi Intensitas Mercalli
Skala Modifikasi Intensitas Mercalli mengukur kekuatan gempa bumi melalui tahap kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi itu. Satuan ukuran skala Modifikasi Intensitas Mercalli adalah seperti di bawah :
Skala Modifikasi Keamatan Mercalli

  1. Tidak terasa
  2. Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
  3. Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.
  4. Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda tergantung bergoyang.
  5. Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak mampu jatuh.
  6. Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
  7. Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
  8. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
  9. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.
  10. Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.
  11. Rel kereta api rusak.
  12. Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur.
Artikel Terkait :

Sunday, September 6, 2009

Taman Kedamaian Indah Menawan


by: gedeprama

Di suatu waktu, ada tikus serakah yang menjumpai penyihir. Terganggu oleh ulah kucing, ia minta dirinya diubah jadi kucing. Baru sehari jadi kucing, ia sudah tidak puas, memohon pada penyihir biar dirubah jadi anjing karena terganggu oleh anjing. Sehari kemudian karena dikejar serigala, ia minta berubah lagi serigala. Satu hari berikutnya karena serigala ini dikejar harimau, ia minta disihir biar jadi harimau. Ketika menjadi harimau, keserakahannya memuncak, ia mau memakan penyihir agar hidupnya tidak berubah-ubah lagi. Dan marahlah penyihir, dikembalikanlah tikus ini menjadi tikus kembali.
Kalau boleh jujur, nasib banyak manusia serupa tikus tadi. Keserakahan membuat hidup manusia berkejaran, berkejaran dan berkejaran. Selalu mengira rumah ada di depan. Ketika sekolah dasar mengira sekolah menengah pertama enak. Tatkala sekolah menengah pertama menduga sekolah menengah atas yang indah. Di bangku kuliah menghayal dunia kerja yang menawan. Sesudah kerja dan banyak stres berfantasi pensiunlah istirahat sebenarnya. Setelah pensiun kehilangan rasa hormat orang, penghasilan berkurang, sakit-sakitan.
Sehingga menimbulkan pertanyaan, di mana rumah kedamaian  yang sesungguhnya? Setelah dikejar-kejar demikian banyak orang, dicari-cari melalui segudang materi, digali-gali melalui banyak buku suci, tetap saja manusia berkejaran, berkejaran dan berkejaran.
Doggy mind, lion mind

Di negara-negara Barat umumnya, banyak orang menyukai memelihara anjing. Tidak saja menjadi penjaga, anjing juga menjadi sahabat. Permainan yang kerap dilakukan bersama anjing adalah melemparkan plastik dicat mirip tulang berisi daging. Kemana pun daging palsu ini dilempar, ke sanalah anjing mengejarnya.
Serupa dengan anjing yang mengejar daging palsu, kehidupan sebagian manusia juga berlarian ke sana ke mari mengejar kepalsuan. Uang bukan, jabatan bukan, rumah bukan, mobil bukan. Tiba-tiba sudah tua dan sakit-sakitan. Dalam meditasi, orang-orang seperti ini akan berputar-putar ke sana ke mari dibawa pikirannya. Tambah keras ia berusaha, tambah keras putaran pikirannya. Ini yang disebut doggy mind.
Berbeda dengan anjing, singa secara mudah bisa membedakan daging palsu dengan daging asli. Tidak saja tidak lari ke sana ke mari, namun dengan tenang ia menatap semuanya tanpa ketakutan. Itu sebabnya singa kerap digunakan simbol pencerahan karena diam tenang tidak menakuti apa-apa. Termasuk tidak menakuti kematian.
Hal yang sama juga terjadi dengan orang-orang yang perjalanan latihannya sudah jauh. Para master badannya memang menua, tatkala putaran waktunya sakit ia pun sakit, bila saatnya tiba untuk meninggal ia juga meninggal. Bedanya yang mengagumkan, para master menjalani semuanya dengan ketenangan sempurna. Makanya banyak guru menegaskan, hasil latihan adalah boundless capacity to suffer. Kemampuan untuk menderita secara tidak terbatas. Ini yang kerap disebut lion mind.
Rumah yang sesungguhnya
Sharon Salzberg pernah mengumpulkan pengalaman-pengalaman guru meditasi yang perjalanan latihannya sudah jauh. Dari Joseph Goldstein, Jack Kornfield, Larry Rosenberg yang terkenal, Kamala Masters yang ibu rumah tangga biasa, Bhante Gunaratana yang sudah berpraktek lebih dari lima puluh tahun, sampai dengan Ajahn Sumedo yang guru. Dalam karya indah berjudul Voices of insight, terlihat jelas bagaimana orang-orang berlatih itu  hidupnya berbeda: tenang, damai, tenteram, bebas!
Ada yang ditarik oleh meditasi karena ingin berjumpa diri sesungguhnya, ada karena dihempaskan kehidupan lewat godaan dan cobaan, ada juga bermeditasi karena mendalami kehidupan suci. Namun apa pun latar belakangnya, tetap diperlukan kesabaran dan ketekunan untuk senantiasa berlatih, berlatih dan berlatih. Bedanya dengan orang kebanyakan yang dibuat amat sibuk oleh seluruh keriuhan kehidupan luar (dengarkan radio, nonton televisi, berdebat), penekun-penekun meditasi memusatkan seluruh perhatiannya pada semesta di dalam diri.
Perhatikan hasil perenungan dalam dan mengagumkan mistikus sufi abad tiga belas bernama Jalaludin Rumi dalam salah satu maha karyanya berjudul The guest house. Hidup ini serupa dengan rumah penginapan. Setiap hari ada saja yang datang silih berganti. Kebahagiaan, kesedihan, pujian, cacian. Belajarlah tersenyum ramah pada semuanya. Bahkan pada petaka, bencana, kematian sekali pun. Sebab semuanya menghadirkan bimbingan-bimbingan sekaligus tuntunan-tuntunan. Semuanya menggoreskan makna.
Tidak kebayang indah dan bebasnya kehidupan ala Jalaludin Rumi. Sekaligus memberikan bayangan, inilah rumah kedamaian yang sesungguhnya, rumah untuk semua. Bagi manusia kebanyakan, senyuman baru hadir ketika tamu kehidupan adalah kebahagiaan, pujian. Dan penolakan, kemarahan bahkan penghakiman mudah sekali muncul tatkala tamunya adalah kesedihan, rasa sakit, makian.
Itu sebabnya praktisi-praktisi meditasi yang sudah berjalan teramat jauh, berfokus hanya pada satu hal: the unbroken continuity of mindfulness. Apa pun yang terjadi, semuanya dilihat dengan penuh kesadaran. Sebagaimana Rumi, punya uang senyum, punya hutang senyum, dibilang baik senyum, disebut munafik senyum.
Seorang cucu bertanya ke neneknya ketika kesedihan membuat keyakinannya akan Tuhan jadi mengendur. Dengan lembut nenek penyabar sekaligus bijaksana ini bertanya: di buku suci mana ditulis kalau Tuhan hanya hadir dalam kebahagiaan? Dalam khotbah Buddha yang mana disebutkan kalau penderitaan hanyalah sampah yang layak dibuang?
Cerita nenek ini serupa dengan pengalaman mistikus sufi Hazrat Hinayat Khan. Suatu hari Khan menjumpai Kekasih Yang Maha Mencintai. Dengan bersujud pencinta ini berbisik: 'Engkau yang mengirim musibah buat orang jahat, Engkau juga yang memberi berkah pada orang baik'. Dalam senyum lembut dikulum Kekasih ini menjawab: 'bukan, sekali lagi bukan, orang jahat mengundang musibahnya sendiri, orang baik menarik berkahnya sendiri'.
Belajar dari respon indah Kekasih yang pernah dijumpai Khan, rumah kedamaian sesungguhnya adalah tempat di mana semuanya diterima dengan senyuman. Semuanya sudah ada hukumnya, sesederhana menyentuh air kemudian basah, menyentuh api kemudian terbakar. Tatkala semuanya bermandikan senyuman, kesadaran  kemudian membimbing manusia menjumpai taman kedamaian indah menawan. Bukannya serba membahagiakan, namun serba senyuman.
Di taman kedamaian ini,  setiap pagi manusia bergumam tenang, ada 24 jam yang segar menunggu untuk diisi dengan senyuman, karena senyuman membantu kita memasuki hari dengan kelembutan, dengan pengertian.