Saturday, June 27, 2009

Liburan Sekolah (Pelabuhan Ratu)


Liburan telah tiba hore…………..!!!, anak-anak bersorak gembira . liburan sekolah hari ini telah dimulai. Satu, dua hari anak-anak masih suka main di rumah, mereka bermain bersama adik dan kakaknya sambil bermain game bersama di komputer.

Tetapi akhirnya anak-anak merasa bosan juga (BT istilah anak zaman sekarang) dan merajuk ke orang tuanya untuk pergi berlibur ke luar kota. Rencana disusun, apakah mau ke tempat kakak-kakak yang di Bandung, Cianjur, Sukabumi atau ke Pangandaran, atau Pelabuhan Ratu. Setelah berunding bersama dan menimbang aspek biaya dan waktu, akhirnya kami sepakat pergi ke pantai Pelabuhan Ratu bersama kakak yang di Cianjur dan Sukabumi.

Anak-anak amat senang dengan rencana pergi ini, malam harinya mereka sibuk mempersiapkan pakaian masing-masing yang akan di bawa dan memasukkan ke tasnya masing-masing. Keesokkan harinya pagi-pagi sekali saya memeriksa kondisi mobil, olie, air radiator, tekanan ban, dan lain-lain, setelah yakin kondisi mobil dalam kondisi yang prima. Saya istirahat sebentar, sambil mempersiapkan bekal yang akan di bawa.

Sekitar pukul 10.00 pagi kamipun berangkat melewati jalan tol Kebon Jeruk terus ke Cawang, kemudian ke tol Jagorawi. Alhamdulillah jalanan lancar, kamipun sampai di akhir jalan tol Jagorawi, yaitu Ciawi. Memasuki jalan Ciawi menuju Sukabumi jalanan mulai merayap, banyak truk-truk bermuatan air mineral lewat. Setelah melewati sebuah pasar yang saya lupa namanya jalanan kembali lancar. Setiap akan melewati pasar, jalanan pasti akan melambat dan merayap sekitar 1 km. Dapat dibayangkan untuk menuju ke Sukabumi ada sekitar 4 pasar yang harus kami lewati.

Akhirnya sekitar pukul 14.00 kami tiba di rumah kakak di Sukabumi di suatu daerah perumahan yang masih asri dan sejuk udaranya. Begitu sampai istriku langsung pergi bersama temanya, mau ada acara reunian teman-teman SMA katanya. Saya dan anak-anak setelah sholat zhuhur kemudian makan siang. Setelah itupun kamipun beristirahat. Pukul 17.00 kakak saya yang dari Cianjur tiba berserta anaknya. Anak-anak sudah mulai gelisah dan bolak-balik bertanya, kapan kita berangkat ke Pelabuhan Ratunya?.

Karena hari sudah mulai sore dan kamipun masih menunggu ibu anak-anak yang belum kembali dari acara reunian SMA nya. Akhirnya pukul 19.00 istriku baru pulang dan langsung disambut protes anak-anak,"gimana sich ibu kok lama banget, katanya Cuma sebentar". Setelah bersiap-siap sebentar, sekitar pukul 20.00 kamipun berangkat. Kami berangkat berjumlah 10 orang, termasuk supir yang paham daerah Pelabuhan Ratu. Mengenai supir ini tadinya kami tidak bermaksud memakai supir, mobil akan saya supiri sendiri, berhubung berangkat malam hari dan saya kurang begitu paham keadaan pada malam hari, maka kamipun memutuskan untuk menggunakan supir.

Perjalanan menuju ke Pelabuhan Ratu lancar berhubung hari telah larut malam, jalanan sepi. Sekitar pukul 23.00 kami tiba di daerah Pelabuhan Ratu, tetapi kami belum booking tempat penginapan. Kami tiba di tempat penginapan pertama, lihat-lihat dan tanya harga, kami kurang berkenan. Kami mencari kembali ke tempat kedua, juga kurang sreg, mencari lagi ke tempat penginapan ketiga, juga kurang cocok. Dan terakhir ke tempat penginapan keempat, baru kami cocok. Kami check in untuk 2 kamar. Jam telah menunjukan 23.45, perut sudah berontak minta diisi, karena tadi sewaktu berangkat tidak sempat makan malam dulu karena terburu-buru.

Saya beserta supir dan keponakan keluar penginapan dengan mobil mencari makanan. Banyak penjual makanan yang telah tutup karena malam telah larut. Setelah ke beberapa lokasi penjual makanan untung masih ada buka, kamipun memesan makanan untuk 10 orang. Setelah membayar kamipun buru-buru kembali ke tempat penginapan, kasihan anak-anak sudah lama menunggu dan juga sudah pada mengantuk. Makanan dibagikan serta lauk pauk berupa ayam goreng dan cah kangkung plus krupuk langsung ludes diserbu. Setelah beristirahat sebentar kamipun langsung tertidur pulas.

Kami tidur dengan sangat nyenyak, tidak terasa hari telah pagi, setelah mandi dan sholat subuh, kami berencana akan "orientasi medan" karena semalam kami tidak begitu mengetahui kondisi sekeliling. Saya mengajak anak-anak untuk jalan-jalan ke pantai, ketiga anak saya sangat senang bermain di tepi pantai. Setelah puas bermain kamipun kembali ke penginapan untuk sarapan pagi. Saya beserta istri dan anak-anak, supir dan keponakan pergi mencari sarapan bubur (kakak-kakak tidak ikut, mereka minta dibawakan saja). Setelah berkeliling-keliling mencari kamipun menemukan tempat penjual bubur ayam. Nikmat rasanya makan bubur ayam panas plus gorengan tahu, tempe di alam terbuka. Setelah selesai kami kembali ke penginapan beserta pesanan kakak-kakak untuk sarapan di kamarnya.

Karena kondisi pantai yang kurang begitu indah , kakak saya mengusulkan untuk pergi ke suatu lokasi, yang disebut Karang Hawu yang katanya sangat bagus pemandangannya. Kami bersiap-siap, sekitar pukul 10.00 kami berangkat ke Karang Hawu. Perjalanan lancar, karena tidak ada kemacetan disana, tidak seperti di kota-kota besar. Pukul 10.30 kami tiba di lokasi. Anak-anak berhamburan dari kendaraan, langsung minta diganti bajunya dengan baju renang. Memang indah pemandangannya, pasir menghampar, ombak mengalun, banyak batu-batu besar setinggi 2- 3 m terhampar diantara pasir membentuk pemandangan yang menakjubkan. Anak-anak langsung bermain air laut. Saya beserta istri dan kakak turut bermain airdi tepi pantai. Kakak mengajak ke arah dua gunduk batu besar yang berada agak jauh di sana. Kamipun pergi bersama-sama ke arah yang ditunjuk, memang sangat indah pemandangan disini. Diantara dua buah batu besar setinggi 3 meteran ombak menderu-deru menerjang. Sengaja kami berbasah-basah di terjang ombak, anak-anak riang gembira bermain air laut. Sambil bermain ombak laut kami makan bekal yang kami bawa dari penginapan. Rasanya hati ini "plong" dan "rasa "yang sukar untuk dilukiskan dengan kata-kata.

Setelah puas bermain-main, kami kembali ke kendaraan untuk pulang, tetapi tak berapa lama kemudian terjadi kepanikan kecil. Supir dengan wajah pucat pasi melaporkan bahwa kunci mobil hilang terjatuh. Saya serta supir dan ponakan mencari menyusuri jalan yang tadi dilewati oleh sang supir. Sebalik, dua balik, tiga balik sampai empat kali bolak balik kami bertiga menyusuri jalan yang kira-kira dilewati oleh sang supir, peluh bercucuran, kaki pegal tapi sang kunci belum ditemukan. Kami bertiga kembali ke mobil. Istri telah meninggu dengan harap-harap cemas, saya duduk sambil istirahat minum dan mengabarkan bahwa kunci mobil belum ketemu. Kami terpekur dan termenung sambil berdoa dalam hati masing-masing agar kunci mobil segera ketemu. Karena tidak terbayangkan bagaimana kami pulang ke tempat penginapan, ditempat terpencil begini dengan baju dan celana yang basah kuyup.

Alhamdulillah tidak berapa lama doa kami terjawab, tiba-tiba ada seorang penjual bakso memberikan sesuatu, dia berkata "ini kunci mobil bapak?", saya melihat dengan mata berbinar "ya, benar pak!!!" itu memang kunci mobil saya". Saya memberi uang sebagai rasa ucapan terima kasih, tetapi bapak penjual bakso itu menolak, karena katanya kunci itu yang menemukan orang lain sesama pengunjung dan menyerahkan kepada bapak.

Pukul 13.30 kami kembali ke penginapan. Setelah beres-beres dan mandi kami check out dari penginapan untuk kembali menuju Sukabumi, diperjalanan kami mampir ke rumah makan untuk makan siang, nikmat rasanya makan siang saat itu setelah kejadian yang tadi kami alami.
Kami menginap semalam lagi di rumah kakak di Sukabumi, dan keesokkan paginya kami ke Cianjur untuk mengantar kakak ke sana. Dan dari Cianjur kami pulang kembali ke Jakarta.
Kembali menghadapi rutinitas dan kemacetan ibu kota.

Wednesday, June 17, 2009

Kreativitas Anak-Anak


Sudah sebulan lebih saya di rumah tidak bekerja. Semenjak kecelakaan terjatuh hingga mengakibatkan kaki kiri saya patah hingga harus di rawat di rumah sakit untuk di sambungkan kembali. Praktis kegiatan saya di rumah hanya mengamati kegiatan anak-anak saya di rumah mulai dari bangun tidur dan kemudian bersiap ke sekolah hingga akhirnya kembali pulang.
Saya mempunyai 3 orang putri, anak saya yang pertama duduk di kelas 1 SMP, yang kedua di kelas III SD dan yang terakhir di kelas I SD. Putri yang pertama Syifa namanya sekolah siang dan pulang sore hari, karena masuk siang putri pertama saya ini agak sulit untuk bangun pagi. Saya sering kerja keras untuk membangunkannya agar sholat Subuh, mungkin karena di pikirnya masuk sekolah siang jadi agak malas untuk bangun pagi. Novi panggilan anak bungsu saya masuk pagi dan pulang sekolah pukul 12.30. biasanya dia pulang langsung ganti pakaian, terus makan, selesai makan dia main game di komputer. Setelah lelah bermain biasanya saya ajak untuk tidur siang.
Nia, anak saya nomer dua pulang sekolah jam 14.30. dia juga seperti adiknya selesai makan siang langsung bermain game. Saya sengaja membiarkan anak-anak untuk bermain game yang merangsang kreativitasnya.
Pukul 16.00 anak-anak mandi sore, selesai mandi biasanya menonton TV sambil makan sore. Pukul 19.00 anak-anak belajar hingga pukul 20.30.
Memang dunia anak-anak masih dunia bermain, anak-anak masih senang bermain-main dan bergembira. Kita sebagai orang tua hanya dapat membimbing agar anak-anak dapat tumbuh dan selalu berkreativitas agar tumbuh maksimal di kemudian hari.
Seperti perkataan Bill Gates, pendiri Microsoft Corp "Bahwa dia tidak khawatir dengan perusahaan besar saingannya, tetapi yang dia khawatirkan adalah anak-anak muda yang sering mengutak-atik atau berkreativitas di garasi rumahnya".

Saturday, June 13, 2009

Tikus


Sudah beberapa hari ini saya disibukkan oleh urusan tikus di rumah. Suaranya sangat mengganggu ketika sang tikus sedang menggerogoti kayu lemari pada malam hari, kriet…kriet….kriet…, begitu bunyinya. Kemarin hari Minggu kami sekeluarga kerja bakti untuk membersihkan dan membongkar lemari yang diduga ada tikusnya. Benar saja ada banyak serpihan-sepihan kayu, kertas dan sisa-sisa makanan disana, tetapi tidak ditemukan tikusnya. Selama ini banyak barang-barang yang tidak terpakai menumpuk di sana sini mungkin ini yang menyebabkan tikus senang bersarang. Alhasil setelah kami bongkar seluruh lemari di dapur dan membersihkan serta membuang semua barang-barang yang menumpuk yang sudah tidak terpakai lagi. tetap tidak ketemu juga tikusnya, cerdik juga tikus ini.

Sudah dua hari kami merasa aman dari gangguan bunyi tikus. Tetapi tiba-tiba terdengar kembali suara-suara tersebut yang sekarang terdengar dari dalam gudang. Saya memutar otak bagaimana caranya menangkap tikus yang lihai ini. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli perangkap tikus dan saya letakkan di dalam gudang dengan umpan kepala ikan goreng, tetapi siapa sangka ketika keesokan harinya saya melihat ke perangkap tikus. Perangkap tikus masih tetap kosong, tetapi umpan kepala ikan sudah tidak ada lagi. Benar-benar tikus yang luar biasa cerdik, batin saya.
Kalau kita tarik ke masalah yang lebih luas lagi, saya berfikir, pantas negara kita Indonesia, mendapat peringkat negara no.2 terkorupsi di dunia, tetapi "Tikus-Tikus" nya susah sekali tertangkap, masih sedikit koruptornya yang tertangkap. Sudah sedemikian cerdiknya "tikus" negara ini sehingga masih sedikit sekali yang tertangkap. Mungkin tikus rumah sudah banyak belajar dari "tikus negara" sehingga sudah sedemikian cerdiknya.

Mungkin ada teman-teman yang dapat memberikan ide ke saya bagaimana menangkap tikus di rumah saya. Syukur-syukur memberikan jalan/ide juga ke aparat untuk menangkap "tikus negara".

Wednesday, June 10, 2009

Kereta Api


Kemarin (Sel,30/10/2007) banyak teman-teman satu kantor yang dari Bogor, Citayam, dan Depok tidak masuk kerja. Saya sempat bertanya tanya apa yang menyebabkan banyak teman-teman saya yang tidak masuk pada hari itu, dapat kabar bahwa ada masalah dengan alat tranportasinya, yaitu kereta Api yang biasa mereka tumpangi mengalami kerusakan.

Banyak para pekerja yang berdomisili di daerah Bogor, Citayam, Depok bekerja di Jakarta menggunakan moda transportasi kereta api, disamping cepat, bebas dari kemacetan juga tarifnya murah begitu mereka beralasan. Meskipun kurang "manusiawi", karena begitu penuh sesaknya sampai-sampai buat berpegangan pun susah.

Memang kereta api merupakan satu-satunya alat transportasi rakyat yang paling murah dan juga bebas macet, sehingga jarak jauh dapat di tempuh dengan tempo yang relatif cepat jika dibandingkan alat transportasi lainnya.

Meskipun sering terjadi kerusakan yang disebabkan karena di sana-sini banyak kasus pencurian dan juga kerusakan pada sarana dan prasarana kereta api. Seperti pada kasus kemarin teman saya itu yang tidak masuk kerja, dikarenakan terjadi gangguan listrik: seperti berita pada koran Warta Kota pada hari Selasa, 30 Oktober 2007 yang saya kutip: "kepala Humas PT. Kereta Api (Persero) Daops I Jakarta Akhmad Sujadi mengatakan, kejadian gangguan pada alat penghantar listrik atas (Phantograp) ke mesin atau bodi KRL terjadi pada pukul 06.15. tepatnya saat KRL nomer 201 atau KRL Pakuan Bogor – Tanah Abang berangkat dari stasiun KA Depok, akibatnya 20 perjalanan KRL terganggu dan kerugian ditaksir sekitar 20 juta. Phantograp itu menyangkut di alat trolling kereta paling belakang pada KRL nomer 201", kata Sujadi seperti dikutip Antara.

Tuesday, June 9, 2009

Empat Cara Menghilangkan Stress


Dalam perjalanan pulang ke rumah sehabis kerja seharian di kantor saya menyetel radio di mobil, cari gelombang kesana kemari akhirnya saya menemukan obrolan yang cukup menarik di radio Delta FM, dimana pembawa acaranya Ida Arimurti dan bintang tamunya mas Gobin, yaitu salah satu mantan peserta acara "Petir" yang ditayangkan oleh salah satu stasiun TV swasta nasional. Dalam obrolannya mas Gobin ini mengatakan bahwa untuk menghilangkan stress ada 4 cara untuk mengatasinya :

Pertama : ubahlah sikap atau posisi kita dari keadaan semula, seperti melihat/mendongak keatas dan tersenyumlah selama 1 – 2 menit.

Kedua : atur napas, bernapaslah dengan perlahan-lahan, tarik napas dan keluarkan perlahan-lahan.

Ketiga : ubah mindset kita dalam mnghadapi suatu persoalan. Seperti contoh: jika dijalan kita berhenti di lampu merah dan pada waktu lampu berwarna hijau, tiba-tiba kendaraan di belakang kita sudah membunyikan klakson beerkali-kali, pasti kita dalam hati akan mengatakan "enggak sabaran banget ini orang", tetapi kalau kita mengubah cara pandang kita dengan mengatakan dalam hati seolah-olah orang tersebut mengatakan dengan lembut "hei..lampu sudah hijau mari kita jalan". Maka kitapun akan memberi respon "terima kasih telah memberi tahu saya".

Begitu juga ketika kendaraan kita tiba-tiba mendekati kendaraan orang lain dan orang tersebut tiba-tiba mengklakson berkali-kali, padahal menurut kita masih jauh, maka kita akan berpikir "takut bener nih orang kendaraannya tersenggol", kalau kita sudah mengubah mindset kita bahwa pengendara tersebut mengklakson untuk memberi tahu bahwa " hei…kendaraan anda hampir menyentuh kendaraan saya", maka kitapun akan mengucapkan terima kasih telah memberitahu saya.

Dan yang terakhir yang keempat : untuk menghilangkan stress adalah kita harus memperhatikan apa yang kita makan atau atur pola makan kita. Seperti ada pepatah "Apa yang kita makan akan menunjukkan siapa kita", ada jenis-jenis makanan yang akan meningkatkan/menimbulkan stress, seperti makanan yang berasal dari daging hewan, kopi, teh dan alkohol.

 Dalam hal ini mas Gobin memberi contoh bahwa binatang yang memakan tumbuh-tumbuhan/rumput cenderung jinak, mau bekerja sama dengan manusia.seperti sapi, kerbau, kambing, kuda sedangkan binatang yang memakan daging cenderung agresif, tidak bersahabat, seperti harimau, singa ular, buaya.

Dengan kata lain kita untuk menghindari stress dianjurkan untuk makan makanan yang banyak mengandung sayur-sayuran dan minum air putih, ini akan menyehatkan tubuh dan pikiran kita.

Demikian semoga bermanfaat bagi diri saya dan kita semua.

Wednesday, June 3, 2009

UASBN


Menjelang beberapa pekan sebelum UASBN (Ujian Akhir Siswa Bersama Negeri) kami para orang tua siswa juga turut sibuk mempersiapkan anak-anaknya untuk belajar menyongsong makhluk yang bernama UASBN tersebut. Saya selaku orang tua dari sebuah sekolah dasar negeri di bilangan wilayah Jakarta Barat juga di buat sibuk, guna mempersiapkan anak saya. Bahkan beberapa bulan sebelumnya juga telah diikutkan les-les tambahan. Les tambahan ini diadakan dengan mengajak beberapa teman-teman anak saya yang jarak rumahnya tidak terlalu berjauhan. Alhasil ada 4 orang anak yang mau ikut les tambahan dan mengenai tempatnya akan digilir dari keempat anak-anak tersebut. Sedangkan guru lesnya diambil dari tempat anak saya bersekolah. Les ini hanya menekankan pada materi-materi yang akan diujikan didalam UASBN, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Dan tak lupa pula saya setiap malam lebih ekstra memberikan bimbingan pada materi-materi yang akan diujikan tersebut.

Hari H itupun tiba, kami orang tua telah mempersiapkan anak saya secara mental, spritual dan dengan materi-materi yang akan diujikan yang menurut saya telah maksimal. Ujian berlangsung selama 3 hari, akhirnya selesai juga.

Anak-anak diberi tahu bahwa pengumuman hasil UASBN-nya akan diumumkan seminggu kemudian. Akhirnya hasil UASBN pun diumumkan, para orang tua di panggil ke sekolah untuk menerima hasil ujian. Banyak orang tua yang datang dalam acara tersebut, setelah acara sambutan dari kepala sekolah disusul dengan sambutan-sambutan yang lainnya dan ditutup acara kreatifitas siswa, akhirnya pembagian hasil UASBN di bacakan, dipanggil nama siswa satu persatu untuk menerima hasil UASBN. Anak saya namanya di panggil, saya datang mendekati meja wali kelasnya. Pak wali kelas menyalami saya dan mengucapkan selamat, bahwa anak saya telah berhasil dengan nilai yang cukup baik.

Setelah selesai UASBN, kesibukan berlanjut yaitu mendaftarkan anak saya ke SMP. Pendaftaran ke SMP saat ini dilakukan dengan sistem komputerisasi dan berdasarkan peringkat (rangking) dari nilai UASBN hasilnya bisa dilihat di website. Setelah mendapat formulir, saya mengisi tujuan SMP mana saja yang diinginkan anak saya, kemudian mengembalikan ke SMP yang terdekat. Dua hari kemudian hasil akan diumumkan di website, kami orang tua berdebar-debar menunggunya. Hari pertama dari pengumuman penerimaan siswa baru SMP anak saya masih berada di urutan aman pada sekolah pilihan pertama, saya masih cukup optimis. Hari kedua saya buka website kembali, ternyata anak saya sudah hilang dari urutan di sekolah pilihan pertama dan sekarang berada di sekolah pilihan kedua, tetapi dalam posisi yang tidak terlalu mengkhawatirkan, saya masih optimis. Hari ketiga anak saya merosot satu angka, tetapi masih dalam posisi aman. Hari keempat posisi anak saya masih ajeg diposisi terakhirnya dan hari ini merupakan hari penutupan untuk pendaftaran. Dapat dipastikan anak saya diterima di sekolah pilihan keduanya.

Saya cukup gembira dengan hasil yang dicapai anak saya, walaupun tidak diterima pada pilihan sekolah yang pertama, karena saya tahu anak saya sudah berusaha maksimal dalam belajarnya. Saya cukup bangga dan senang dengan hasil yang di raihnya.

Demikian sekelumit kisah saya dalam membimbing anak saya di dalam menghadapi UASBN. Memang kita sebagai orang tua menginginkan anak untuk mencapai hasil yang terbaik dan sekolah yang terbaik, tetapi kemampuan tiap-tiap anak berbeda-beda. Kita tidak dapat memaksakan keinginan (ego) kita. Kita cukup bersyukur dan bangga dengan hasil yang telah dicapainya jika memang itu telah dilakukan dengan persiapan dan usaha yang maksimal.